Aku
hanya bisa tersenyum lelah melihat usahanya ini, yang kesekian kali dalam
mendekatiku. Aku selalu ingat namanya, Evi
Kania Putri. Bagai sebuah mantra
yang membuat tubuhku melemas, saat nama itu disebut.
Dulu
hubungan kami tak seperti ini, sama sekali tak ada tegur sapa seperti teman,
tak ada bertatap muka, sama sekali tada hubungan apa-apa. Meski kita bersekolah
di SMA yang sama. Seakan dunia kita jalani berbeda meski tempat kita berdua
berada sangat dekat.
Bagai
dua garis parallel lurus, yang tak akan bertemu, meski berada dekat satu sama
lain.
Tapi
seketika dua garis tersebut saling
bersinggungan, ketika Evi mengatakan kalau
dalam sebulan……aku bisa buat kamu jatuh cinta kepadaku..! kata-kata aneh
yang diucapkannya saat untuk pertama kali berbicara denganku.
Aku
tak tahu mengapa ia mengatakan itu, tapi dari nada berbicaranya, aku menangkap
sebuah lelucon/candaan aneh yang digelarnya untuk mempermainkan ku. “sepertinya ini sudah terlalu berlebihan..” gumam
ku dalam hati
Perlahan
kembali aku meliriknya, mulai berpikir untuk melawan balik permainan konyol ini
“tapi ada gossip..kamu sering mainin cowok diluar sana…” ujarku mencoba pergi
dari situasi ini.
Seketika
evi terdiam, lalu menatapku dengan bola mata coklat seperti karya seni itu. “
tapi aku masih Perawan ..vin” celetuknya acuh tak acuh.
Sontak
aku melompat kaget, lalu mendadak wajahku berubah merah padam, dan tanpa sadar
telah menghempas tubuhku kebelakang “apa maksud nya itu…!!” seruku kaget. “ itu
bukan urusan aku sama sekali !”
Evi
memiringkan kepalanya, lalu mengerutkan kening “itu bukannya kualitas yang
dicari semua pria ya ??…apalagi meski banyak teman pria tapi tetap menjaga
kualitas bernama “Keprawanan”..?” tanyanya seperti tanpa dosa.
“bodoh
aku sama sekali tak peduli itu !” seruku sambil memalingkan wajah.
“itulah
kenapa aku suka sama kamu Kevin…” ucapnya sambil tersenyum mengejek.
“berisik..
berisik..berisik..” tukasku berulang-ulang.
Tanpa
melihat, aku mendengar helaan napas dalam dari arah evi “ jangan terlalu
naïf..vin.,! kalau kamu gak suka sama aku..pastinya kamu sudah dari sebulan
yang lalu menolak…..aku kan?”
Dengan
cepat aku kembali menatapnya“ siapa yang bisa nolak.. kalau kamu mengatakan
suka tiap hari….ditambah didepan semua orang…mana ada cowok yang tega nolak !”
“kebaikan
hati kamu yang seperti itu…yang membuat aku suka dan cinta sama kamu..vin..”
Kembali
wajahku kemerahan tersipu malu. Wanita didepanku berhasil berulang kali
mempermainkan..perasaanku, dengan sikap acuh tak acuhnya dalam mengatakan
cintanya. “kalau gitu aku tolak sekarang….” Kataku sambil memalingkan wajah.
“coba
katakan itu didepan wajahku…!” tantang evi....
Mataku
terbuka lebar seketika itu, lalu sedikit demi sedikit melirik kearahnya.
Wajahnya tampak menawan dengan senyum penuh percaya diri dari bibir merah
mudanya. Ditambah seragam SMA yang ia kenakan tampak begitu sesuai dengan
dirinya. Yang erat memeluk tiap lekuk tubuhnya yang ramping dan sempurna.
Denyut
nadiku seketika bergerak lebih cepat, seakan mengirimkan sinyal terkesima
melihat sosoknya yang rupawan. Kembali evi tersenyum menggoda seakan menikmati
kegugupanku “memangnya gitu aja Tidak cukup !.” Seruku kembali memalingkan
wajah. Aku mencoba menutupi wajah gugup ini didepanya.
“kamu
yang pemalu ini..yang buat aku makin suka sama kamu vin…”
“Berisik..!”
tukasku jengkel
Perlahan
aku mendengar suara deritan kursi, evi mulai bersandar pada kursi berlengan
itu, lalu menghela napas dalam-dalam. aku sadar mungkin ia juga sudah kelelahan
karna hubungan ini seperti tak ada habisnya. “Boleh aku tanya satu hal..?”
ucapku tiba-tiba
“apa
sayang…?” sahut evi kembali bangkit.
Aku
menggigit bibir bawah, mencoba menahan sekuat tenaga untuk tak kembali gugup. “
kenapa kamu bertaruh seperti itu ?.. dalam sebulan kalau kamu bisa buat aku
jatuh cinta sama kamu....padahal selama ini kita tak pernah bertegur sapa..”
“senang
aja..godain kamu…”ucapnyanya dengan ringan.
Seketika
aku kembali menggigit kasar bibir bawahku, menahan sekuat tenaga agar tak
kembali emosi dengan membentaknya. “aku serius Evi…!” desis ku sambil mencoba
menguasai diri.
Ia
kembali menghela napas dalam-dalam “semua pria sama, kadang tidak terlalu peka
dengan perasaan wanita..” katanya sambil bersandar pada punggung kursi.
Entah
kenapa aku menangkap aura sendu dalam wajahnya yang selalu dipenuhi rasa
percaya diri itu “aku sebentar lagi..pindah..” ucapnyanya dengan lembut.
Mendadak
aku tertenggun sesaat, ketika mendengar ucapannya.“jadi karna itu, aku ingin
melakukan sesuatu, sebelum aku pergi dari sini…yaitu dengan mengungkapkan
perasaan aku sama kamu…..” lanjutnya seperti berbisik
Perlahan
ia menatap sayu wajahku “meskipun aku tak mengharapkan balik jawaban kamu…tapi
setidaknya, kalau aku bisa merasa lega karna telah mengungkapkan perasaanku
sama kamu seperti tanpa beban….”
“ohh..begitu..”
sahutku pelan “tapi kenapa aku ?…bukannya dunia kita berbeda..sangat
berbeda….bahkan sebelum kamu bertaruh seperti itu…kita sama sekali tak mengenal
satu sama lain..”
“kamu
bodoh ya ?!” responnya ringan, lalu ia terseyum kecil. “justru karna aku
bertaruh, buat kamu jatuh cinta sama aku…kita jadi makin dekat..”
Seketika
tubuhku membeku. “tanpa sadar setelah itu…..kamu sering memperhatikanku dari
kejauhan..mencari tahu tentang aku..dan siapa aku, bukankah itu jelas kalau
kamu juga ingin mengenalku lebih dalam..??”
Aku
tak bisa menjawab, spontan hanya mengangguk menyetujui. Aku menyadari hal itu,
karna semenjak kata-kata taruhan yang diucapkannya, aku seketika merasa aneh
sekaligus penasaran disaat bersamaan. Sosok yang tak pernah aku kenal tiba-tiba
dengan percaya diri tinggi, mengatakan kalau ia bisa membuatku jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap berkomentar sesuai dengan konten