PAGES

Minggu, 07 Februari 2016

miss confident 2

Aku hanya bisa tersenyum lelah melihat usahanya ini, yang kesekian kali dalam mendekatiku. Aku selalu ingat namanya, Evi Kania Putri.  Bagai sebuah mantra yang membuat tubuhku melemas, saat nama itu disebut.
Dulu hubungan kami tak seperti ini, sama sekali tak ada tegur sapa seperti teman, tak ada bertatap muka, sama sekali tada hubungan apa-apa. Meski kita bersekolah di SMA yang sama. Seakan dunia kita jalani berbeda meski tempat kita berdua berada sangat dekat.
Bagai dua garis parallel lurus, yang tak akan bertemu, meski berada dekat satu sama lain.
Tapi seketika  dua garis tersebut saling bersinggungan, ketika Evi mengatakan kalau dalam sebulan……aku bisa buat kamu jatuh cinta kepadaku..! kata-kata aneh yang diucapkannya saat untuk pertama kali berbicara denganku.
Aku tak tahu mengapa ia mengatakan itu, tapi dari nada berbicaranya, aku menangkap sebuah lelucon/candaan aneh yang digelarnya untuk mempermainkan ku. “sepertinya ini sudah terlalu berlebihan..” gumam ku dalam hati
Perlahan kembali aku meliriknya, mulai berpikir untuk melawan balik permainan konyol ini “tapi ada gossip..kamu sering mainin cowok diluar sana…” ujarku mencoba pergi dari situasi ini.
Seketika evi terdiam, lalu menatapku dengan bola mata coklat seperti karya seni itu. “ tapi aku masih Perawan ..vin” celetuknya acuh tak acuh.
Sontak aku melompat kaget, lalu mendadak wajahku berubah merah padam, dan tanpa sadar telah menghempas tubuhku kebelakang “apa maksud nya itu…!!” seruku kaget. “ itu bukan urusan aku sama sekali !”
Evi memiringkan kepalanya, lalu mengerutkan kening “itu bukannya kualitas yang dicari semua pria ya ??…apalagi meski banyak teman pria tapi tetap menjaga kualitas bernama “Keprawanan”..?” tanyanya seperti tanpa dosa.
“bodoh aku sama sekali tak peduli itu !” seruku sambil memalingkan wajah.
“itulah kenapa aku suka sama kamu Kevin…” ucapnya sambil tersenyum mengejek.
“berisik.. berisik..berisik..” tukasku berulang-ulang.
Tanpa melihat, aku mendengar helaan napas dalam dari arah evi “ jangan terlalu naïf..vin.,! kalau kamu gak suka sama aku..pastinya kamu sudah dari sebulan yang lalu menolak…..aku kan?”
Dengan cepat aku kembali menatapnya“ siapa yang bisa nolak.. kalau kamu mengatakan suka tiap hari….ditambah didepan semua orang…mana ada cowok yang tega nolak !”
“kebaikan hati kamu yang seperti itu…yang membuat aku suka dan cinta sama kamu..vin..”
Kembali wajahku kemerahan tersipu malu. Wanita didepanku berhasil berulang kali mempermainkan..perasaanku, dengan sikap acuh tak acuhnya dalam mengatakan cintanya. “kalau gitu aku tolak sekarang….” Kataku sambil memalingkan wajah.
“coba katakan itu didepan wajahku…!” tantang evi....
Mataku terbuka lebar seketika itu, lalu sedikit demi sedikit melirik kearahnya. Wajahnya tampak menawan dengan senyum penuh percaya diri dari bibir merah mudanya. Ditambah seragam SMA yang ia kenakan tampak begitu sesuai dengan dirinya. Yang erat memeluk tiap lekuk tubuhnya yang ramping dan sempurna.
Denyut nadiku seketika bergerak lebih cepat, seakan mengirimkan sinyal terkesima melihat sosoknya yang rupawan. Kembali evi tersenyum menggoda seakan menikmati kegugupanku “memangnya gitu aja Tidak cukup !.” Seruku kembali memalingkan wajah. Aku mencoba menutupi wajah gugup ini didepanya.
“kamu yang pemalu ini..yang buat aku makin suka sama kamu vin…”
“Berisik..!” tukasku jengkel
Perlahan aku mendengar suara deritan kursi, evi mulai bersandar pada kursi berlengan itu, lalu menghela napas dalam-dalam. aku sadar mungkin ia juga sudah kelelahan karna hubungan ini seperti tak ada habisnya. “Boleh aku tanya satu hal..?” ucapku tiba-tiba
“apa sayang…?” sahut evi kembali bangkit.
Aku menggigit bibir bawah, mencoba menahan sekuat tenaga untuk tak kembali gugup. “ kenapa kamu bertaruh seperti itu ?.. dalam sebulan kalau kamu bisa buat aku jatuh cinta sama kamu....padahal selama ini kita tak pernah bertegur sapa..”
“senang aja..godain kamu…”ucapnyanya dengan ringan.
Seketika aku kembali menggigit kasar bibir bawahku, menahan sekuat tenaga agar tak kembali emosi dengan membentaknya. “aku serius Evi…!” desis ku sambil mencoba menguasai diri.
Ia kembali menghela napas dalam-dalam “semua pria sama, kadang tidak terlalu peka dengan perasaan wanita..” katanya sambil bersandar pada punggung kursi.
Entah kenapa aku menangkap aura sendu dalam wajahnya yang selalu dipenuhi rasa percaya diri itu “aku sebentar lagi..pindah..” ucapnyanya dengan lembut.
Mendadak aku tertenggun sesaat, ketika mendengar ucapannya.“jadi karna itu, aku ingin melakukan sesuatu, sebelum aku pergi dari sini…yaitu dengan mengungkapkan perasaan aku sama kamu…..” lanjutnya seperti berbisik
Perlahan ia menatap sayu wajahku “meskipun aku tak mengharapkan balik jawaban kamu…tapi setidaknya, kalau aku bisa merasa lega karna telah mengungkapkan perasaanku sama kamu seperti tanpa beban….”
“ohh..begitu..” sahutku pelan “tapi kenapa aku ?…bukannya dunia kita berbeda..sangat berbeda….bahkan sebelum kamu bertaruh seperti itu…kita sama sekali tak mengenal satu sama lain..”
“kamu bodoh ya ?!” responnya ringan, lalu ia terseyum kecil. “justru karna aku bertaruh, buat kamu jatuh cinta sama aku…kita jadi makin dekat..”
Seketika tubuhku membeku. “tanpa sadar setelah itu…..kamu sering memperhatikanku dari kejauhan..mencari tahu tentang aku..dan siapa aku, bukankah itu jelas kalau kamu juga ingin mengenalku lebih dalam..??”
Aku tak bisa menjawab, spontan hanya mengangguk menyetujui. Aku menyadari hal itu, karna semenjak kata-kata taruhan yang diucapkannya, aku seketika merasa aneh sekaligus penasaran disaat bersamaan. Sosok yang tak pernah aku kenal tiba-tiba dengan percaya diri tinggi, mengatakan kalau ia bisa membuatku jatuh cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar sesuai dengan konten