PAGES

Minggu, 07 Februari 2016

miss confident 3

“tapi kenapa aku..?” tanya ku pelan
Evi hanya tersenyum kecil, lalu perlahan sedikit demi sedikit berdiri dari tempat duduknya. “ entah lah…” ucapnya dengan lembut. “mungkin aku bisa membuat alasan dengan menyebut karna kamu sifat, atau fisik kamu.. tapi alasan klise itu bukan aku, karna alasan itu sama sekali tak terlintas dibenakku…”
“Tiba-tiba suka……hanya naluri itu yang membuatku bertindak sejauh ini…” timpalnya sambil menatapku dengan mata kecoklatannya
“oh begitu..” sahutku dingin. Entah kenapa aku merasa menyesal, karna menjadi pria brengsek yang tak berani menjawab perasaan tulus seorang wanita.
“ya sudahlah..” tukasnya mulai merengggakan tubuhnya dengan memelintir kedua lengan yang saling mengait satu sama lain kedepan. Seakan meringankan beban berat pada tubuhnya yang kelelahan “ setidaknya…aku udah mengucapkan semua alasan itu, sama kamu..dihari terakhirku….”
Perlahan ia akan membalikkan badan.“ mulai besok..kamu gak akan melihatku lagi… jadi selamat tinggal Kevin..”  katanya perlahan melangkah pergi, sambil menyusuri lembut punggung kursi kayu dengan jari jemarinya yang indah.
Entah kenapa saat itu, tubuh ku telah melompat berdiri, lalu mengucapkan kata-kata yang tak menyesuaikan dengan pikiran. “masih ada beberapa jam sebelum hari esok !” kataku dengan lantang.. “setidaknya kamu bisa habisi hari ini denganku untuk terakhir kalinya…”
Seketika evi berhenti melangkah, lalu berbalik. Aku tak akan pernah melupakan ekspresi itu, dan senyuman berseri dari wajahnya. “ya kalau kamu tak keberatan..” ucapnya sambil mengusap matanya yang berkabut.
Dalam sekejab kita menghabiskan waktu dengan sebaik-baiknya, tawa dan canda itu menghiasi tiap langkah ringan kita berdua,, nonton, bermain game, dan berbelanja, kita lakukan dengan semua tenaga dan upaya yang kita punya. Seakan ini adalah hari terakhir yang hanya dimiliki kita berdua.
Aku tersenyum kecil melihat, senyuman evi yang berseri-seri, serta eksperi seperti anak-anak yang lupa akan segalanya….tapi aku tahu ia menahan kesedihan yang terdalam, kesedihan yang ditutupinya dengan senyuman polos anak kecil.
Tanpa sadar aku juga melakukan hal yang sama, entah itu naluri atau hanya kebaikan hati, tapi yang aku tahu pasti, kita berdua akan menikmati hari ini, sebisa mungkin..meskipun hanya waktunya sempit.
Aku tak tahu, apakah aku menyukainya atau tidak, tapi ketika memikirkan akan sosok yang selama ini menggangguku selama sebulan penuh tiba-tiba hilang begitu saja, aku gelisah dan tak bisa mengusaii diri…penyesalan itu selalu datangnya terakhir..dan memang selalu datang saat akhir.
 Kenapa ia tak memberi tahukan ku kalau ia akan pergi….gumamku saat mengatarnya pulang. Ataukah evi memang tak mau melihatku berbelas kasih kepadanya karna itu bulan terakhirnya, Semua jawaban tak kutemukan..mungkin tak akan pernah. Hanya penyesalan yang mungkin memberatkan langkahku keesokan harinya.
Nona penuh percaya diri itu ternyata berhasil… berhasil mempermainkanku disaat terakhir…. Ucapku  dalam suasana tak menentu ini, perlahan aku pergi dari rumahnya. Menghilang dalam kegelapan malam.
Esok harinya…
“ Kevin mau makan siang bareng gak.. !!” seru evi dengan suara lantang, didalam kelas yang masih penuh.
Aku berulangkali mengusapkan mata berulang kali....merasa hanya ilusi yang mempermainkan penglihatanku. Tapi aku salah, itu benar-benar evi..”vin kenapa bengong gitu.?? .kamu bilang kemarin suka sama cewek yang bisa masak kan…?
 CIIIEEEEE…. Sorak se isi kelas bersamaan.. “asik nih, makan gratis..bang haji..!” celetuk seseorang
“Berisik !” seruku jengkel.
“kamu mau apa engga nih…aku udah bawa bekal.. banyak..dan masak sendiri.juga.” desak evi seperti mengabaikan semua orang.
CIIIIEEEEE kembali seisi kelas. Menyoraki..
“ tunggu-Tunggu !” tukasku diantara sorakan itu “bukannya kamu sudah pindah  Vi ?!”
Evi malah mengerutkan keningnya. “iya aku pindah.” sahutnya kebingungan “pindah kekelas sebelah…”
Seketika mulutku terbuka lebar “apa !?” seruku kaget “jadi kenapa kamu kemarin melakonlis sampai nangis gitu..kayak mau pindah dari sekolah..!!”
Evi makin kebingungan “yang bilang itu siapa…?..aku kelelahan aja, lalu sedikit menguap aja..…gak ada nangis kok…!” jelasnya dengan seksama. Perlahan ia mulai tersenyum kecil “jangan bilang kemarin…kita ngedate gara-gara kamu pikir, kalau aku akan pindah dari sekolah ini…!”
Dengan cepat aku memalingkan wajah, menutupi perasaan malu akan kebodohan yang aku perbuat.. “Kevinnn !” panggil evi.
Seketika keringat mulai keluar, terlalu malu untuk menatap wajah evi. “tapi bukannya berarti perlakuan kamu yang kemarin itu..tandanya kamu suka juga ya sama aku…ya …?”  desaknya dengan nada santai
Dengan cepat aku menoleh kembali…aku melihat senyuman kemenangan dan penuh dengan kepercayaan diri itu. senyuman dari wanita yang telah mengguncang duniaku selama sebulan ini.
“ benar bukan…!?” tanyanya penuh kemenangan
Aku hanya bisa tersenyum lelah  Tuhan Tolong selamatkan aku dari Nona yang terlalu percaya diri ini… rapalku seperti berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar sesuai dengan konten